Sebagai pelaku bisnis online sudah tentu selalu mengikuti perkembangan e-commerce yang sangat cepat sekali berubah. Tidak hanya perkembangan dari sistem e-commerce saja, tetapi perilaku belanja konsumen pun harus menjadi hal yang diperhatikan oleh pelaku bisnis online. Baru-baru ini ada penelitian yang dilakukan oleh platform penyedia kode kupon belanja di toko online, iPrice mengenai tren belanja konsumen di tahun 2018 ini.

Dunia e-commerce di Indonesia masih menjadi tempat yang menggiurkan untuk berinvestasi, bahkan menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Shopback di 2018 nilai investasi akan meningkat lebih besar. Di tahun 2017 saja, investasi di e-commerce mencapai angka USD 5 miliar. Sementara itu Kepala BKPM, Thomas Lembong menyatakan bahwa sektor e-commerce akan tumbuh 60-80 % di 2018. Tahun ini diprediksi masih akan menjadi tahun positif bagi pemilik bisnis online.

Pertumbuhan e-commerce di Indonesia akan mempengaruhi karakter maupun pola belanja online masyarakat. Seperti penelitian yang dilakukan oleh iPrice mengenai tren belanja konsumen di 2018. Penelitian ini merupakan hasil riset iPrice kepada sekitar 100 e-commerce yang ada di Asia Tenggara pada Juli 2016 hingga Juni 2017, namun kita akan fokus untuk melihat tren belanja online masyarakat Indonesia.

Dari hasil penelitian yang dilakukan selama satu tahun penuh tersebut, terdapat temuan-temuan baru yang mencengangkan. Tentunya temuan tersebut menjadi asupan yang baik bagi pelaku e-commerce di Indonesia untuk menerapkan strategi yang tepat untuk mendapatkan hati konsumen.

Konsumen Lebih Suka Hunting Via Smartphone

Jumlah pengguna smartphone di Indonesia memang selalu meningkat setiap tahunnya. Bahkan satu orang kadang bisa memiliki lebih dari satu smartphone. Membuat berbagai aktivitas pun lebih banyak dilakukan melalui smartphone. Termasuk dalam hunting barang-barang yang ingin di beli, banyak konsumen yang melihat-lihat terlebih dahulu menggunakan smartphone.

Hal ini dibuktikan oleh data e-commerce di Indonesia yang memperlihatkan perilaku belanja online konsumen di Indonesia menujukan rata-rata trafik hingga 87 % dari penggunaan mobile. Tentunya temuan ini membuat para pelaku bisnis online harus lebih fokus untuk membuat website dengan tampilan yang mobile friendly.

Hanya Hunting Via Smartphone, Belanja Via Desktop

Jumlah trafik yang didapatkan via smartphone hingga 87 %, tetapi angka tersebut tidak mendorong para hunter untuk melakukan transaksi. Hal inilah salah satu keunikan dari konsumen di Indonesia. Meskipun hanya melihat-lihat via smartphone, tetapi mereka tidak langsung melakukan transaksi via smartphone.

Namun mereka malah beralih untuk bertransaksi melalui desktop. Terlihat dari jumlah conversion rate (kunjungan hingga membeli) menunjukan lebih banyak 200% dibandingkan conversion rate melalui mobile yang lebih sedikit.

Hal ini terjadi di karenakan, konsumen di Indonesia masih nyaman untuk melakukan transaksi via desktop dibandingkan melalui smartphone. Melakukan transaksi dengan desktop dianggap lebih mudah, lebih nyaman, dan terpercaya. Belum lagi bisa melihat produk lebih lebar melalui monitor desktop menjadi salah satu kriteria masyarakat untuk belanja via desktop.

Lebih Suka Belanja Di Weekday

Banyak yang tidak menyangka kalo orang Indonesia lebih suka belanja online di hari kerja atau weekday dibandingkan saat weekend. Yang lebih mengejutkan adalah waktu puncak pemesanan barang secara online terjadi pada pukul 10.00-15.00 membuktikan banyak masyarakat Indonesia yang belanja online sambil bekerja di kantor. Mungkin karena internet gratis jadi bisa puas hunting barang dan langsung beli, right?

Menurut penelitian iPrice tersebut menunjukan bahwa total transaksi yang paling banyak terjadi setiap Rabu, malah di waktu weekend total transaksi menurun hingga 30%. Hal ini mungkin dikarenakan orang Indonesia kalo weekend lebih suka bepergian dibandingkan hunting produk secara online.

Konsumen Indonesia Menghabiskan rata-rata Rp 481 ribu untuk Belanja Online

Perilaku konsumen Indonesia dalam berbisnis online yang harus diketahui oleh pelaku bisnis online yakni mereka rata-rata menghabiskan uang rata-rata US$ 36 atau setara Rp 481 ribu untuk berbelanja online. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan konsumen online di Singapura yang menghabiskan uang untuk belanja online hingga US$ 91.

Tentunya bagi pelaku bisnis di Indonesia harus bisa menentukan harga yang cocok untuk mendapatkan konsumen yang tepat, harga jual yang diberikan, hingga menentukan strategi marketing yang tepat untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Pembayaran via Transfer

Metode pembayaran via transfer bank masih menjadi pilihan konsumen e-commerce untuk melakukan pembayaran. Berbeda dengan pola konsumen di negara tetangga seperti Malaysia, dan Singapura, mereka lebih senang melakukan pembayaran melalui kartu kredit dibandingkan melalui transfer bank.

Selain itu, konsumen online di Indonesia masih suka membayar ketika barang mereka terima atau lebih dikenal dengan istilah Cash on Delivery (COD). Hal ini dikarenakan, masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki rekening bank. Sehingga membuat mereka lebih memilih untuk membayar secara COD.

Perilaku konsumen belanja online tersebut haruslah menjadi pegangan bagi para pemilik bisnis online. Baik itu pedagang di e-commerce maupun pedagan yang memiliki toko online sendiri. Hasil riset tersebut harus menjadi rujukan setiap pengusaha untuk bisa mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas lagi.